Senin, 07 Mei 2012
TAARUF FIDDIN YISC AL AZHAR Januari 2012
Kutulis di buku catatanku dengan huruf besar “TAFAQUH FIDDIN YISC AL AZHAR 2012 14-15 April 2012”, ketika rombongan bis 3 membelah Jalan Gatot Subroto, sesaat sebelum memasuki Gerbang Tol Semanggi I. Dengan niat yang baik memulai sesuatu yang baik, sungguh-sungguh serta menyiapkan diri untuk menerima banyak hal yang baik selama dua hari ke depan. Bismillaahirohmaanirrohiim.
---
Kelas E, BILAL, cukup kompak berpartisipasi dengan 16 orang yang ikut serta pada TF kali ini. Hari ke hari di pekan terakhir sebelum acara, kami agak susah tidur lebih awal, demikian menurut pengakuan beberapa orang. Banyak hal yang dipikirkan, mulai dari performance kelas, nametag & persiapan lainnya yang belum sepenuhnya well-prepared. But, show must go on. Di sela-sela kesibukan bilalovers (personel kelas BILAL, pen), kami sempatkan bertukar informasi tentang apapun persiapan TF melalui dunia maya (entah grup FB, BB group, SMS atau pun via jaringan email). Berusaha menyiapkan sebaik mungkin. Alhamdulillah, sebelum briefing keberangkatan kami sempat berlatih yel beberapa kali di belakang Masjid Al Azhar. Lumayan meringankan beban meski belum melegakan.
Keberangkatan sempat tertunda beberapa menit dari jadwal, yang entah oleh sebab apa, namun pada akhirnya berangkat juga. Bis mulai berjalan, perjalanan dimulai dan dipimpin do’a oleh Mas Army sebagai penanggung jawab rombongan. Dalam perjalanan, para penumpang bis segera mengistirahatkan diri mengingat jadwal yang akan padat seperti yang tertulis di booklet TF. Sekitar jam 10 lebih, sampailah kami rombongan bis 3 di tempat yang dituju, Villa Dempo Mega Mendung. Puncak, yang konon dingin belum menunjukkan aslinya. Bergegas kami turun dari bis & menuju lokasi acara.
Semua peserta pun dikumpulkan di aula, sebuah ruangan berukuran sekitar 6x12 meter persegi dengan 5 pintu. Di ruangan ini, para peserta masih duduk bergerombol dengan kelasnya masing-masing, masih malu-malu & takut berkenalan dengan kawan dari kelas lain. Sampai ice-breaking memecahkan semua.
Acara dibuka oleh MC, ikhwan akhwat (siapa ya namanya? belum tahu). Dilanjutkan dengan sedikit games setelah dibuka oleh Kak Romi, Kabid Pendidikan yang menyampaikan bahwa acara TF ini merupakan ajang saling mengenal satu sama lain di luar kelas SII yang selama ini berjalan dengan harapan akan mengeratkan ukhuwah yang terjalin.Dapat ilmu dari materi , dan juga menambah teman. Oke deh kakak!
Terbayang, padatnya materi sementara kami belum masuk kamar dan masih keleleran di aula dg barang masing-masing. Fiuuuhh.
---
Materi pertama, TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BERUBAH disampaikan oleh Ustadz Ahmad Qodrat, civitas YISC yang juga seorang eksekutif, Marketing Manager di Majalah UMMI.
Diawali dengan penyampaian beliau yang menggugah kesadaran, ilustrasi tentang bagaimana kondisi umat Islam saat ini. Seberapa besar dominasi non muslim dibanding umat muslim terutama dalam bidang ekonomi & pendidikan. Jika diibaratkan kondisi terkini, umat islam sedang “demam”. Bahkan, pada moment ibadah akbar kaum Muslimin sedunia yaitu hajji yang menikmati keuntungan ekonomi terbanyak bukanlah pengusaha muslim. Apa ya masalahnya?
Permasalahannya adalah belum dijadikannya Islam sebagai fikroh pada sebagian kaum Muslimin. Fikroh adalah ketika alam berpikir kita dengan qalbu kita sinergis. Kaum muslimin memiliki modal besar, terletak pada kalimat takbir yang senantiasa kita dilafalkan dalam setiap sholat. Namun, tidak semua muslim memahami dan menghayatinya.
Dalam setiap diri manusia Allah telah menciptakan lengkap, juga dengan kebahagiaan. Kebahagiaan itu timbul ketika terjadi pemenuhan atas kebutuhan, sedangkan kesenangan itu adanya karena keinginan. Kebahagiaan itu dekat pada ketenangan. Kebahagiaan ketika mempelajari Islam. Bahagia ketika ibadah menjadi kebutuhan.
Untuk meraih kebahagian diperlukan mujahadah, asal kata dari bahasa Arab: jihad yang berarti sungguh-sungguh. Mujahadah itu digambarkan seperti rasa lelah sampai-sampai serasa akan pingsan.
Telah disampaikan pada awal materi bahwa umat islam jauh tertinggal dari umat yang lain. Lalu, apakah yang harus kita lakukan untuk mengejar ketertinggalan tersebut:
1. Mulai berinteraksi dengan lingkungan Islam. Belajar Islam lebih dalam, menjadikan tema pembicaraan adalah tema-tema akhirat & kebaikan, mengubah bacaaan, radio atau apapun yang biasa kita lakukan dengan yang Islami.
2. Mulai mengganti, mengubah paradigma hidup, kebiasaan hidup dan mulai sesuaikan dengan tuntunan Islam tahap demi tahap.
3. Jangan pernah berhenti mempelajari Islam, karena semakin banyak seseorang menuntut ilmu semakin haus ia akan ilmu yang lebih banyak lagi.
---
HARE GENE GA KE YISC AL AZHAR, APA KATA DUNIA? Judul materi kedua senada dengan iklan pajak disampaikan oleh Sekum YISC, Akhina Rahmat Irawan mewakili Ketum YISC yang berhalangan hadir karena sedang mengisi materi di LDK angkatan Azzam. Bukan sebuah kebetulan, ternyata pemateri bekerja di Departemen Keuangan meski tidak bersentuhan langsung dengan pajak. Cocok dengan judulnya.
Sekelumit tentang YISC Al Azhar, kehadirannya di tengah-tengah Muslim Indonesia khususnya remaja dan pemuda yang mencari jati diri, telah memberikan banyak pencerahan.
Lahirnya tokoh-tokoh nasional & pergerakan nasional tidak terlepas dari adanya YISC sebagai kawah candradimuka para pemuda. YISC sebagai organisasi yang telah dikenal di lingkungan nasional dan internasional ini tidak diragukan lagi dengan potensi sumberdaya anggota yang besar. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana memberdayakannya untuk kemashlahatan umat. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan itu? Panjang jawabannya.
---
BE A BETTER! Menjadi lebih baik, apa yang harus dilakukan?
Ustadz Agus Supriyatna, dengan gaya yang kocak & humor-humor yang segar mengajak kami semua memulai dengan “Beresin Diri Sendiri”.
Bagaimana melihat realitas diri, di tengah tuntutan yang mengelilingi, di tengah banyaknya beban yang menggelayuti kehidupan. Ada beragam sikap yang mungkin dalam menghadapinya, bisa saja lari dari masalah itu, mudah menyerah atau cuma modal doa doang. Namun, bagaimana sikap yang tepat untuk itu?
Sadari bahwa masalah itu selalu ada, maka sikap terbaik kita adalah HHN (Hadapi, Hayati dan Nikmati) serta satu yang harus, yakin pada Allah. Karena Allah tidak mengijinkan hambaNya untuk menyerah. Ujian itu pasti datang, namun jangan meminta. Allah tidak mengijinkan hambaNya untuk menyerah karena Allah menjanjikan kemudahan setelahnya.
Mari sedikit kita melihat beberapa fenomena hidup. Mudah berkhayal, untuk sesuatu yang tidak mudah dipahami oleh lisan dan kata. Mudah berkata, sementara dirinya tidak kuat memikul akibatnya. Atas hal tersebut, pentingnya kita melakukan perubahan menuju Be A Better!
Hal mendasar yang menjadi asas perubahan diri adalah Islam. Seperti yang disampaikan salah satu sahabat “dulu kami hina, tapi dengan Islam menjadi mulia”.
Dan yang menjadi sumber perubahan tersebut adalah aqidah, yang kemaksiatan dihapus dengan taubatan nasuha dengan komitmen perubahan, irodah qowiyyah (kehendak yang kuat), wafa’ tsabit (kesetiaan yang kuat), tadhiyyah ‘azizah (pengorbanan yang mulia), ma’rifatul mabda (mengenali cara). Berubah itu mesti memiliki tujuan jelas dengan ilmu dan perencanaan.
Sikap yang penting dalam perubahan itu diantaranya istiqomah (teguh), jiddiyah (sungguh), indibath (disiplin), istimroriyah (berkelanjutan) dengan sarana perubahan baik secara pribadi mau kolektif. Dengan tarbiyah sebagai sarana, yang kemudian diwujudkan dalam amal. Namun, perlu digarisbawahi bahwa tarbiyah bukan segalanya, tapi segalanya dimulai dari tarbiyah.
---
Taaruf merupakan pintu gerbang menuju ukhuwah, menjalin relasi (hubungan), pembuka pintu rizqi. Demikian yang disampaikan Kak Annisa dalam sesi KCD (Kakak Curhat Dong!). Setelah sebelumnya berkenalan dengan saling menyebutkan ciri khas masing-masing agar mudah diingat, bisa hal yang disukai atau sesuatu yang menonjol dalam diri. Disini kami belajar dan memahami bahwa mengenal tidak hanya nama, asal ataupun pekerjaan saja.
Semakin syahdu saat kami melantunkan Al Qur’an surat Al Hujurot berurutan. Kesempatan dikoreksi dan mengkoreksi bacaan kemudian ditutup dengan dibacakan terjemah dari ayat ke 13.
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
---
Betapa kita manusia sangatlah kecil dihadapanNya amat sangat jarang kita sadari. Atas kenikmatan yang telah Dia berikan pun, jarang lah kita bersyukur. Pun dengan nikmat iman dan Islam ini, hampir tak sadar bahwa ini adalah sebuah kenikmatan pula.
Manusia mulia, Rasulululloh, yang sangat mencintai kita. Sementara, kita seringkali alpa mengikuti sunnah beliau. Sungguh ternyata kita ini amat jarang bersyukur.
Ah, saya lupa apa detail kata yang disampaikan narator muhasabah, baru menyadari saat mengambil air wudhu sholat shubuh banyak yang terkapar, mungkin karena saking ngantuknya karena tidur kemalaman dan bangun kepagian. Ternyata oh ternyata. :D
---
Setidaknya ada beberapa pelajaran yang bisa kami ambil setelah menyelesaikan game Helium Stick di Pos 4, ada kerja sama, ada kepemimpinan, ada keikhlasan dan pengorbanan. Selain itu juga kami harus berkompetisi dengan kelompok yang lain. Permainan yang sederhana, berjajar menyangga stick dengan ujung jari telunjuk masing-masing lalu menurunkan perlahan sesegera mungkin.
Lanjut ke permainan selanjutnya, saatnya bekerja sama memindahkan segelas air mineral dengan media kardus dengan rafia yang telah disusun sedemikian rupa mengajarkan pada kami tentang keseimbangan, kerja sama, kesabaran dan kemampuan menghadapi konflik. Ya konflik, saat bersinggungan dengan kelompok lain dalam area terbatas sementara di sisi lain ada target yang mesti dicapai. Apa yang mesti dilakukan? Negosiasi. Dalam permainan ini kami tidak berhasil melakukan yang terakhir, yaitu negosiasi yang akhirnya harus berakhir dengan zero sum, alias tidak ada yang menang. Semua kalah.
Mesti pintar dan cerdas saat memasuki ruangan pos selanjutnya, Pos 2 - Using A Letter. English understanding-nya mesti bagus. Kurang bagus juga tidak mengapa, masih ada bahasa isyarat. Berpijak berurutan pada huruf A to Z , siapa tercepat dia pemenangnya. Kami belajar, harus ada kepemimpinan & strategi disini. Dan kami sukses dengan 48 detik untuk A to Z.
Boom, boom, tiap melangkah ketemu boom. Perlu kejelian & ingatan yang teliti untuk menandainya. Sayang kelompok lain keburu berhasil memecahkannya, padahal tinggal sedikit lagi. Pelajarannya apa ya? Perlu kejelian & kecepatan. Hmmm, satu lagi perlu kerjasama dengan instruktur juga.
Secara keseluruhan, permainan seru & menjauhkan peserta dari kantuk yang menyerang. Keuntungan yang lain adalah menambah nafsu makan, karena capek teriak & berkeringat naik turun lokasi acara. Seru juga, setelah sekian lama tidak melakukan kegiatan seperti ini.
---
Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Ya, akhirnya kelas BILAL memperoleh best performance pada TF kali ini. Sungguh tidak disangka, karena kami merasa tidak sempurna dalam berpenampilan. Hanya berusaha untuk menampilkan yang terbaik yang kami bisa tampilkan. All Out, seperti yang pemandu pesankan. Keder juga melihat penampilan kelas lain pada awalnya, terlihat kompak sekali.
Tema performance dari kelas BILAL, tentang perbedaan yang kemudian mengantarkan pada ukhuwah. Diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal, kami menampilkan 3 suku terdekat Betawi, Sunda & Jawa. Menyatukan dalam naungan Islam bersama ke YISC Al Azhar, untuk menuju yang lebih baik.
Kemenangan kami, kemenangan hati. Saat tergoda untuk menjadi sempurna, hati terluka karena kata yang tidak pada tempatnya. Hingga kami pun memilih bersama meski tak sempurna, ini yang terbaik yang kami bisa. Semua berperan serta dengan kemampuan masing-masing, apa peran yang bisa diambil. Ada yang jadi lakon suku Betawi, suku Sunda, Suku Jawa, anak gaul, penyair, sutradara dan lain sebagainya. Kami lakukan sepenuh hati dengan upaya terbaik kami, dengan sungguh-sungguh.
Kami semakin mengerti akan ukhuwah, setelah menjalaninya sendiri.
---
Dua hari telah lewat, tibalah saat kepulangan yang sebenarnya antara dinanti dan tidak dinanti. Dinanti, ingin segera bertemu dengan keluarga di rumah. Tidak dinanti, karena harus berpisah dari saudara-saudara yang meski baru dikenal namun sudah seperti keluarga. Oh, indahnya ukhuwah.
Telah berlalu kebersamaan ini, kami pulang dengan hati saling bertaut satu sama lain. Saling berjanji untuk kembali bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya, meski tidak terkatakan. Banyak pelajaran yang diperoleh, dari materi maupun dari interaksi.
Kami semakin menyadari, ukhuwah itu perlu diupayakan. Ukhuwah itu memberi. Memberi senyuman, memberikan hati yang terbuka & mengulurkan tangan menyambut siapa saja di sekeliling kita. Insya Allah jika niat tulus karena Allah, Dia akan menyambung ikatan itu.
---
Alhamdulillaahi robbil ‘alamiin
catatan ~mury~ di pertengahan April 2012
Villa Dempo Mega Mendung, 14-15 April 2012)
Jumat, 02 Maret 2012
pada sebuah hati

terlalu lelah kah membawa sebuah hati?
yang padanya ada sebongkah harapan
menyandarkannya pada sesuatu
tiada lelah jika
yakin dan percaya
karena sudah ada ketentuannya
ikhlas itu
mengatakan Pemilik Kehidupan ini hanyalah satu
hanya kepadaNya tempat bersandar
ikhlas itu merdeka
dari tawanan keraguan
bulat akan satu keyakinan
hanya kepadaNya memohon pertolongan
tak akan peduli apa yg insan bilang
ukuranNya menjadi ukuran kehidupan
oh bahagianya jika demikian
*hikmah_pelajaran SII 19 Feb 2012
Senin, 27 Februari 2012
Ini (bukan) pilihanku! Dan aku BISA! - part 2
4 tahun belum genap sejak gelar sarjana itu tersandang. Cie cie. Padahal ga penting banget ya, apalah arti sebuah gelar pendidikan tanpa sebuah karya yang nyata bermanfaat bagi banyak orang.
Sekian jauh perjalanan telah dilalui, terhitung berapa kilometer tersambangi. Beberapa kota sudah kusinggahi.
Akibat dari sebuah pilihan, inilah aku hari ini.
Seorang perempuan 26 tahun, lulusan dari perguruan tinggi negeri yang cukup ternama di Jawa Timur, kalo di Indonesia aku yakin tidak semua orang mengetahuinya. Terdampar di Jakarta, menjemput rizki di kota seribu wajah sembari menuntut ilmu kehidupan yang tak pernah habis. Tetap bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.
Dan bila aku berdiri, tegak sampai hari ini. bukan karenaku atau hebatku. Semua karena cinta, semua karena cinta.
Semua karena cinta Allah.
Ya, pilihanku atas kota Malang telah mengantarkanku pada hidayahNya. Inilah skenario terindah yang lama kusadari saat kutemukan orang-orang yang bersaudara karenaNya.
Tahun pertama masa pencarian jati diri, memberiku kesempatan untuk mengenal berbagai macam manusia, organisasi kampus, non kampus, multi level marketing, aliran-aliran sesat dan banyak lagi.
Subhanallah, begitu Allah sangat menyayangi ku, menjagaku sampai ak pada pilihanku. Memilih satu di antara banyak, memilih lingkungan, memilih masa depan. Pola pikir yang berubah & aku merasa merdeka, terbebas. Tolak ukur seseorang bukan karena kepintarannya, bukan karena ketampanannya, bukan pula karena banyak harta. Semua fana & menjadi tak berarti.
Prestasi kuliah, yang menurutku biasa-biasa saja, di kisaran tiga koma pada setiap semesternya. Kenapa biasa saja, ya karena banyak juga yang punya IP sama. It's a common. Belajar tentang sesuatu yang tidak terlalu disukai selama ini, kisaran angka hitungan dan seterusnya. Akuntansi yang berjejer dari Pengantar 1, intermediet, advance, seminar, audit, investasi. Angka semua.
OMG, lebih senang aku ngomong daripada ngitung. :D Sempet nyesel, kenapa ga milih jurusan hukum aja.
Hei, jangan mimpi. terimalah kenyataan hidup, nikmati dan syukuri yang telah kau miliki. Jalani dengan lapang.
Yah, tak dapat dipungkiri aku menjalani dengan setengah hati, just karena hanya aku pengen kuliah saja. Pelan tapi pasti, aku membuka diri untuk mencintai jurusan ini. Yang jauh dari bayangan ku, jauh dari prediksi apa yang akan aku pelajari.
Konsekuensi akan sebuah pilihan adalah menjalani & mencintainya, menerima.
Sempat terlintas, ikut SPMB lagi atau tes USM STAN lagi. Lah, tapi drmana duitnya.
Uang beasiswa cukup untuk bertahan hidup & biaya kuliah sebulan. Dari mana lagi.
Pilihan yang ada adalah menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Ya, jika belum mencintai belajarlah mencintai.
Sampai pada semester kelima, barulah aku benar-benar cinta pada jurusan ini. He he he sejak ketemu matkul Kepemimpinan, Perilaku Organisasi. I love this major so much!
I love it...
Saking mencintainya, aku baru resmi meninggalkannya pada semester ke sepuluh di tahun kelima sejak kedatanganku di Malang. Sssttt jangan bilang siapa-siapa yak!he he :D
Nekad bawa diri, pulang bawa tambahan tiga huruf*) dibelakang nama dan dua lembar kertas (ijazah & transkrip). Akhirnya aku BISA!
Aku BISA, kamu pasti lebih BISA lagi!
*tiga huruf, SAB yang sering diplesetkan jadi Sarjana Apa Bukan. Padahal asli kepanjangannya adalah Sarjana Administrasi Bisnis.
Bangga, karena aku meraihnya dengan cucuran keringat & air mata.
Bangga, tak berarti selalu menuliskannya di setiap menulis nama diri.
Bangga, karena Allah meninggikan beberapa derajat orang yang berilmu.
Subhanallah walhamdulillah
Jakarta, 27 Februari 2012
sembari menanti rizqi dunia akhirat yang datang dari arah yang tiada disangka-sangka
Sekian jauh perjalanan telah dilalui, terhitung berapa kilometer tersambangi. Beberapa kota sudah kusinggahi.
Akibat dari sebuah pilihan, inilah aku hari ini.
Seorang perempuan 26 tahun, lulusan dari perguruan tinggi negeri yang cukup ternama di Jawa Timur, kalo di Indonesia aku yakin tidak semua orang mengetahuinya. Terdampar di Jakarta, menjemput rizki di kota seribu wajah sembari menuntut ilmu kehidupan yang tak pernah habis. Tetap bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.
Dan bila aku berdiri, tegak sampai hari ini. bukan karenaku atau hebatku. Semua karena cinta, semua karena cinta.
Semua karena cinta Allah.
Ya, pilihanku atas kota Malang telah mengantarkanku pada hidayahNya. Inilah skenario terindah yang lama kusadari saat kutemukan orang-orang yang bersaudara karenaNya.
Tahun pertama masa pencarian jati diri, memberiku kesempatan untuk mengenal berbagai macam manusia, organisasi kampus, non kampus, multi level marketing, aliran-aliran sesat dan banyak lagi.
Subhanallah, begitu Allah sangat menyayangi ku, menjagaku sampai ak pada pilihanku. Memilih satu di antara banyak, memilih lingkungan, memilih masa depan. Pola pikir yang berubah & aku merasa merdeka, terbebas. Tolak ukur seseorang bukan karena kepintarannya, bukan karena ketampanannya, bukan pula karena banyak harta. Semua fana & menjadi tak berarti.
Prestasi kuliah, yang menurutku biasa-biasa saja, di kisaran tiga koma pada setiap semesternya. Kenapa biasa saja, ya karena banyak juga yang punya IP sama. It's a common. Belajar tentang sesuatu yang tidak terlalu disukai selama ini, kisaran angka hitungan dan seterusnya. Akuntansi yang berjejer dari Pengantar 1, intermediet, advance, seminar, audit, investasi. Angka semua.
OMG, lebih senang aku ngomong daripada ngitung. :D Sempet nyesel, kenapa ga milih jurusan hukum aja.
Hei, jangan mimpi. terimalah kenyataan hidup, nikmati dan syukuri yang telah kau miliki. Jalani dengan lapang.
Yah, tak dapat dipungkiri aku menjalani dengan setengah hati, just karena hanya aku pengen kuliah saja. Pelan tapi pasti, aku membuka diri untuk mencintai jurusan ini. Yang jauh dari bayangan ku, jauh dari prediksi apa yang akan aku pelajari.
Konsekuensi akan sebuah pilihan adalah menjalani & mencintainya, menerima.
Sempat terlintas, ikut SPMB lagi atau tes USM STAN lagi. Lah, tapi drmana duitnya.
Uang beasiswa cukup untuk bertahan hidup & biaya kuliah sebulan. Dari mana lagi.
Pilihan yang ada adalah menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Ya, jika belum mencintai belajarlah mencintai.
Sampai pada semester kelima, barulah aku benar-benar cinta pada jurusan ini. He he he sejak ketemu matkul Kepemimpinan, Perilaku Organisasi. I love this major so much!
I love it...
Saking mencintainya, aku baru resmi meninggalkannya pada semester ke sepuluh di tahun kelima sejak kedatanganku di Malang. Sssttt jangan bilang siapa-siapa yak!he he :D
Nekad bawa diri, pulang bawa tambahan tiga huruf*) dibelakang nama dan dua lembar kertas (ijazah & transkrip). Akhirnya aku BISA!
Aku BISA, kamu pasti lebih BISA lagi!
*tiga huruf, SAB yang sering diplesetkan jadi Sarjana Apa Bukan. Padahal asli kepanjangannya adalah Sarjana Administrasi Bisnis.
Bangga, karena aku meraihnya dengan cucuran keringat & air mata.
Bangga, tak berarti selalu menuliskannya di setiap menulis nama diri.
Bangga, karena Allah meninggikan beberapa derajat orang yang berilmu.
Subhanallah walhamdulillah
Jakarta, 27 Februari 2012
sembari menanti rizqi dunia akhirat yang datang dari arah yang tiada disangka-sangka
Selasa, 03 Januari 2012
2012 is coming..
Hingar bingar pergantian taun belum lah usai, hingga hari ke-3 di tahun yang baru ini, 2012. Sesekali masih ada petasan maupun kembang api yg menyala.
jedder.. jedder.. jedder...
bunyi yang tak mungkin diredam, kecuali memang tak dinyalakan. Membuat khawatir para ibu yang sedang menidurkan anaknya. Juga yang lagi nungguin kerabatnya yg sakit di rumah sakit.
Kita telah kehilangan 3 hari di tahun 2012, namun masih mempunyai 362 hari eh 363 hari krn taun ini adalah taun kabisat yang jumlah harinya ada 29 di bulan ke-2. Waktu itu bukanlah waktu yang pendek untuk dilewatkan tanpa aktivitas, namun bukan waktu yang cukup pula untuk melakukan semua keinginan kita.
Resolusi telah dibuat, ibarat gendang perang telah ditabuh. Mulai hari ini pula, kita berperang di medan 2012. Menghadapi segala macam rintangan hambatan & juga gangguan. Ujian, keberhasilan, kegagalan, kesedihan, kegalauan telah menanti. Siapkan sikap terbaik dalam menghadapinya!
Resolusiku di tahun ini:
Keluarga
Kesehatan
Karir
Ya cukup tiga saja, mewakili semua.
Keluarga, mewakili lingkaran orang-orang terdekat kita. Terutama adalah kedua orang tua. Keridhoan mereka sangat penting untuk kebahagiaan dunia akhirat. Berpikir pula. kemungkinan di tahun ini ada seseorang yang akan masuk ke lingkaran tersebut dan membuat lingkaran ini menjadi lebih besar. I hope so!
Kesehatan, berjalan ke dalam diri menengok apakah jasad & ruhaniku sehat wal afiat. Melakukan perbaikan di sana-sini, yang intinya menambah kualitas hidup. Begitu?!
Karir, sesuatu yang membuat diri lebih berarti. Karir bukan semata pekerjaan di kantor di belakang meja berkutat dengan sejenis benda yang bernama komputer. Oh, sempit sekali kalo definisinya hanya sebatas itu. Apa yang bisa dicapai taun ini, melanjutkan misi taun lalu yang belum kesampaian & membuat misi baru. Bicara karir selalu menyenangkan, karena bagiku ini seperti upgrade. Yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya trauma menjadi tidak trauma.
Harapan dari semua harapan, tahun ini lebih baik dari tahun yang lalu. Menjadi lebih bermanfaat dari sebelumnya. Tentunya ada variabel terukurnya.
2011, aku belajar mengatasi trauma di air meski belum 100% berhasil tapi sudah lumayan.
Kebahagiaan terbesar adalah melihat orang lain bahagia. Tapi membuat orang lain bahagia perlu sarana, senyum saja tidak cukup tunjukkan dengan prestasi, perhatian dan kasih sayang.
Goal terpendek: memiliki pekerjaan yang semakin mendekatkan diri pada Nya & keluarga.
Bismillah
Langganan:
Postingan (Atom)