Senin, 07 Mei 2012
TAARUF FIDDIN YISC AL AZHAR Januari 2012
Kutulis di buku catatanku dengan huruf besar “TAFAQUH FIDDIN YISC AL AZHAR 2012 14-15 April 2012”, ketika rombongan bis 3 membelah Jalan Gatot Subroto, sesaat sebelum memasuki Gerbang Tol Semanggi I. Dengan niat yang baik memulai sesuatu yang baik, sungguh-sungguh serta menyiapkan diri untuk menerima banyak hal yang baik selama dua hari ke depan. Bismillaahirohmaanirrohiim.
---
Kelas E, BILAL, cukup kompak berpartisipasi dengan 16 orang yang ikut serta pada TF kali ini. Hari ke hari di pekan terakhir sebelum acara, kami agak susah tidur lebih awal, demikian menurut pengakuan beberapa orang. Banyak hal yang dipikirkan, mulai dari performance kelas, nametag & persiapan lainnya yang belum sepenuhnya well-prepared. But, show must go on. Di sela-sela kesibukan bilalovers (personel kelas BILAL, pen), kami sempatkan bertukar informasi tentang apapun persiapan TF melalui dunia maya (entah grup FB, BB group, SMS atau pun via jaringan email). Berusaha menyiapkan sebaik mungkin. Alhamdulillah, sebelum briefing keberangkatan kami sempat berlatih yel beberapa kali di belakang Masjid Al Azhar. Lumayan meringankan beban meski belum melegakan.
Keberangkatan sempat tertunda beberapa menit dari jadwal, yang entah oleh sebab apa, namun pada akhirnya berangkat juga. Bis mulai berjalan, perjalanan dimulai dan dipimpin do’a oleh Mas Army sebagai penanggung jawab rombongan. Dalam perjalanan, para penumpang bis segera mengistirahatkan diri mengingat jadwal yang akan padat seperti yang tertulis di booklet TF. Sekitar jam 10 lebih, sampailah kami rombongan bis 3 di tempat yang dituju, Villa Dempo Mega Mendung. Puncak, yang konon dingin belum menunjukkan aslinya. Bergegas kami turun dari bis & menuju lokasi acara.
Semua peserta pun dikumpulkan di aula, sebuah ruangan berukuran sekitar 6x12 meter persegi dengan 5 pintu. Di ruangan ini, para peserta masih duduk bergerombol dengan kelasnya masing-masing, masih malu-malu & takut berkenalan dengan kawan dari kelas lain. Sampai ice-breaking memecahkan semua.
Acara dibuka oleh MC, ikhwan akhwat (siapa ya namanya? belum tahu). Dilanjutkan dengan sedikit games setelah dibuka oleh Kak Romi, Kabid Pendidikan yang menyampaikan bahwa acara TF ini merupakan ajang saling mengenal satu sama lain di luar kelas SII yang selama ini berjalan dengan harapan akan mengeratkan ukhuwah yang terjalin.Dapat ilmu dari materi , dan juga menambah teman. Oke deh kakak!
Terbayang, padatnya materi sementara kami belum masuk kamar dan masih keleleran di aula dg barang masing-masing. Fiuuuhh.
---
Materi pertama, TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BERUBAH disampaikan oleh Ustadz Ahmad Qodrat, civitas YISC yang juga seorang eksekutif, Marketing Manager di Majalah UMMI.
Diawali dengan penyampaian beliau yang menggugah kesadaran, ilustrasi tentang bagaimana kondisi umat Islam saat ini. Seberapa besar dominasi non muslim dibanding umat muslim terutama dalam bidang ekonomi & pendidikan. Jika diibaratkan kondisi terkini, umat islam sedang “demam”. Bahkan, pada moment ibadah akbar kaum Muslimin sedunia yaitu hajji yang menikmati keuntungan ekonomi terbanyak bukanlah pengusaha muslim. Apa ya masalahnya?
Permasalahannya adalah belum dijadikannya Islam sebagai fikroh pada sebagian kaum Muslimin. Fikroh adalah ketika alam berpikir kita dengan qalbu kita sinergis. Kaum muslimin memiliki modal besar, terletak pada kalimat takbir yang senantiasa kita dilafalkan dalam setiap sholat. Namun, tidak semua muslim memahami dan menghayatinya.
Dalam setiap diri manusia Allah telah menciptakan lengkap, juga dengan kebahagiaan. Kebahagiaan itu timbul ketika terjadi pemenuhan atas kebutuhan, sedangkan kesenangan itu adanya karena keinginan. Kebahagiaan itu dekat pada ketenangan. Kebahagiaan ketika mempelajari Islam. Bahagia ketika ibadah menjadi kebutuhan.
Untuk meraih kebahagian diperlukan mujahadah, asal kata dari bahasa Arab: jihad yang berarti sungguh-sungguh. Mujahadah itu digambarkan seperti rasa lelah sampai-sampai serasa akan pingsan.
Telah disampaikan pada awal materi bahwa umat islam jauh tertinggal dari umat yang lain. Lalu, apakah yang harus kita lakukan untuk mengejar ketertinggalan tersebut:
1. Mulai berinteraksi dengan lingkungan Islam. Belajar Islam lebih dalam, menjadikan tema pembicaraan adalah tema-tema akhirat & kebaikan, mengubah bacaaan, radio atau apapun yang biasa kita lakukan dengan yang Islami.
2. Mulai mengganti, mengubah paradigma hidup, kebiasaan hidup dan mulai sesuaikan dengan tuntunan Islam tahap demi tahap.
3. Jangan pernah berhenti mempelajari Islam, karena semakin banyak seseorang menuntut ilmu semakin haus ia akan ilmu yang lebih banyak lagi.
---
HARE GENE GA KE YISC AL AZHAR, APA KATA DUNIA? Judul materi kedua senada dengan iklan pajak disampaikan oleh Sekum YISC, Akhina Rahmat Irawan mewakili Ketum YISC yang berhalangan hadir karena sedang mengisi materi di LDK angkatan Azzam. Bukan sebuah kebetulan, ternyata pemateri bekerja di Departemen Keuangan meski tidak bersentuhan langsung dengan pajak. Cocok dengan judulnya.
Sekelumit tentang YISC Al Azhar, kehadirannya di tengah-tengah Muslim Indonesia khususnya remaja dan pemuda yang mencari jati diri, telah memberikan banyak pencerahan.
Lahirnya tokoh-tokoh nasional & pergerakan nasional tidak terlepas dari adanya YISC sebagai kawah candradimuka para pemuda. YISC sebagai organisasi yang telah dikenal di lingkungan nasional dan internasional ini tidak diragukan lagi dengan potensi sumberdaya anggota yang besar. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana memberdayakannya untuk kemashlahatan umat. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan itu? Panjang jawabannya.
---
BE A BETTER! Menjadi lebih baik, apa yang harus dilakukan?
Ustadz Agus Supriyatna, dengan gaya yang kocak & humor-humor yang segar mengajak kami semua memulai dengan “Beresin Diri Sendiri”.
Bagaimana melihat realitas diri, di tengah tuntutan yang mengelilingi, di tengah banyaknya beban yang menggelayuti kehidupan. Ada beragam sikap yang mungkin dalam menghadapinya, bisa saja lari dari masalah itu, mudah menyerah atau cuma modal doa doang. Namun, bagaimana sikap yang tepat untuk itu?
Sadari bahwa masalah itu selalu ada, maka sikap terbaik kita adalah HHN (Hadapi, Hayati dan Nikmati) serta satu yang harus, yakin pada Allah. Karena Allah tidak mengijinkan hambaNya untuk menyerah. Ujian itu pasti datang, namun jangan meminta. Allah tidak mengijinkan hambaNya untuk menyerah karena Allah menjanjikan kemudahan setelahnya.
Mari sedikit kita melihat beberapa fenomena hidup. Mudah berkhayal, untuk sesuatu yang tidak mudah dipahami oleh lisan dan kata. Mudah berkata, sementara dirinya tidak kuat memikul akibatnya. Atas hal tersebut, pentingnya kita melakukan perubahan menuju Be A Better!
Hal mendasar yang menjadi asas perubahan diri adalah Islam. Seperti yang disampaikan salah satu sahabat “dulu kami hina, tapi dengan Islam menjadi mulia”.
Dan yang menjadi sumber perubahan tersebut adalah aqidah, yang kemaksiatan dihapus dengan taubatan nasuha dengan komitmen perubahan, irodah qowiyyah (kehendak yang kuat), wafa’ tsabit (kesetiaan yang kuat), tadhiyyah ‘azizah (pengorbanan yang mulia), ma’rifatul mabda (mengenali cara). Berubah itu mesti memiliki tujuan jelas dengan ilmu dan perencanaan.
Sikap yang penting dalam perubahan itu diantaranya istiqomah (teguh), jiddiyah (sungguh), indibath (disiplin), istimroriyah (berkelanjutan) dengan sarana perubahan baik secara pribadi mau kolektif. Dengan tarbiyah sebagai sarana, yang kemudian diwujudkan dalam amal. Namun, perlu digarisbawahi bahwa tarbiyah bukan segalanya, tapi segalanya dimulai dari tarbiyah.
---
Taaruf merupakan pintu gerbang menuju ukhuwah, menjalin relasi (hubungan), pembuka pintu rizqi. Demikian yang disampaikan Kak Annisa dalam sesi KCD (Kakak Curhat Dong!). Setelah sebelumnya berkenalan dengan saling menyebutkan ciri khas masing-masing agar mudah diingat, bisa hal yang disukai atau sesuatu yang menonjol dalam diri. Disini kami belajar dan memahami bahwa mengenal tidak hanya nama, asal ataupun pekerjaan saja.
Semakin syahdu saat kami melantunkan Al Qur’an surat Al Hujurot berurutan. Kesempatan dikoreksi dan mengkoreksi bacaan kemudian ditutup dengan dibacakan terjemah dari ayat ke 13.
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
---
Betapa kita manusia sangatlah kecil dihadapanNya amat sangat jarang kita sadari. Atas kenikmatan yang telah Dia berikan pun, jarang lah kita bersyukur. Pun dengan nikmat iman dan Islam ini, hampir tak sadar bahwa ini adalah sebuah kenikmatan pula.
Manusia mulia, Rasulululloh, yang sangat mencintai kita. Sementara, kita seringkali alpa mengikuti sunnah beliau. Sungguh ternyata kita ini amat jarang bersyukur.
Ah, saya lupa apa detail kata yang disampaikan narator muhasabah, baru menyadari saat mengambil air wudhu sholat shubuh banyak yang terkapar, mungkin karena saking ngantuknya karena tidur kemalaman dan bangun kepagian. Ternyata oh ternyata. :D
---
Setidaknya ada beberapa pelajaran yang bisa kami ambil setelah menyelesaikan game Helium Stick di Pos 4, ada kerja sama, ada kepemimpinan, ada keikhlasan dan pengorbanan. Selain itu juga kami harus berkompetisi dengan kelompok yang lain. Permainan yang sederhana, berjajar menyangga stick dengan ujung jari telunjuk masing-masing lalu menurunkan perlahan sesegera mungkin.
Lanjut ke permainan selanjutnya, saatnya bekerja sama memindahkan segelas air mineral dengan media kardus dengan rafia yang telah disusun sedemikian rupa mengajarkan pada kami tentang keseimbangan, kerja sama, kesabaran dan kemampuan menghadapi konflik. Ya konflik, saat bersinggungan dengan kelompok lain dalam area terbatas sementara di sisi lain ada target yang mesti dicapai. Apa yang mesti dilakukan? Negosiasi. Dalam permainan ini kami tidak berhasil melakukan yang terakhir, yaitu negosiasi yang akhirnya harus berakhir dengan zero sum, alias tidak ada yang menang. Semua kalah.
Mesti pintar dan cerdas saat memasuki ruangan pos selanjutnya, Pos 2 - Using A Letter. English understanding-nya mesti bagus. Kurang bagus juga tidak mengapa, masih ada bahasa isyarat. Berpijak berurutan pada huruf A to Z , siapa tercepat dia pemenangnya. Kami belajar, harus ada kepemimpinan & strategi disini. Dan kami sukses dengan 48 detik untuk A to Z.
Boom, boom, tiap melangkah ketemu boom. Perlu kejelian & ingatan yang teliti untuk menandainya. Sayang kelompok lain keburu berhasil memecahkannya, padahal tinggal sedikit lagi. Pelajarannya apa ya? Perlu kejelian & kecepatan. Hmmm, satu lagi perlu kerjasama dengan instruktur juga.
Secara keseluruhan, permainan seru & menjauhkan peserta dari kantuk yang menyerang. Keuntungan yang lain adalah menambah nafsu makan, karena capek teriak & berkeringat naik turun lokasi acara. Seru juga, setelah sekian lama tidak melakukan kegiatan seperti ini.
---
Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Ya, akhirnya kelas BILAL memperoleh best performance pada TF kali ini. Sungguh tidak disangka, karena kami merasa tidak sempurna dalam berpenampilan. Hanya berusaha untuk menampilkan yang terbaik yang kami bisa tampilkan. All Out, seperti yang pemandu pesankan. Keder juga melihat penampilan kelas lain pada awalnya, terlihat kompak sekali.
Tema performance dari kelas BILAL, tentang perbedaan yang kemudian mengantarkan pada ukhuwah. Diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal, kami menampilkan 3 suku terdekat Betawi, Sunda & Jawa. Menyatukan dalam naungan Islam bersama ke YISC Al Azhar, untuk menuju yang lebih baik.
Kemenangan kami, kemenangan hati. Saat tergoda untuk menjadi sempurna, hati terluka karena kata yang tidak pada tempatnya. Hingga kami pun memilih bersama meski tak sempurna, ini yang terbaik yang kami bisa. Semua berperan serta dengan kemampuan masing-masing, apa peran yang bisa diambil. Ada yang jadi lakon suku Betawi, suku Sunda, Suku Jawa, anak gaul, penyair, sutradara dan lain sebagainya. Kami lakukan sepenuh hati dengan upaya terbaik kami, dengan sungguh-sungguh.
Kami semakin mengerti akan ukhuwah, setelah menjalaninya sendiri.
---
Dua hari telah lewat, tibalah saat kepulangan yang sebenarnya antara dinanti dan tidak dinanti. Dinanti, ingin segera bertemu dengan keluarga di rumah. Tidak dinanti, karena harus berpisah dari saudara-saudara yang meski baru dikenal namun sudah seperti keluarga. Oh, indahnya ukhuwah.
Telah berlalu kebersamaan ini, kami pulang dengan hati saling bertaut satu sama lain. Saling berjanji untuk kembali bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya, meski tidak terkatakan. Banyak pelajaran yang diperoleh, dari materi maupun dari interaksi.
Kami semakin menyadari, ukhuwah itu perlu diupayakan. Ukhuwah itu memberi. Memberi senyuman, memberikan hati yang terbuka & mengulurkan tangan menyambut siapa saja di sekeliling kita. Insya Allah jika niat tulus karena Allah, Dia akan menyambung ikatan itu.
---
Alhamdulillaahi robbil ‘alamiin
catatan ~mury~ di pertengahan April 2012
Villa Dempo Mega Mendung, 14-15 April 2012)
Langganan:
Postingan (Atom)