Selasa, 26 April 2011

Antara Jakarta, hujan dan macet...

Sudah beberapa hari ini cuaca Jabodetabek tidak menentu...
Panas terik menyengat dari pagi hingga siang hari, tak lama hujan deras di sore hari hingga malam yang kadang diselingi dengan sang angin yang menghempas...Area sebaran hujan pun tidak merata, dari 17 km trayek home-office, pernah kehujanan hanya di 500m arah rumah. Penuh dengan kejutan.

Tidak menjadi masalah, jika pada saat hujan sudah berada di rumah. Tentu nyaman, aman, tenang, tentram, hangat. Ya, kecuali kalo rumahnya bocor..he he.. Pasti dengan sigapnya memasang panci, baskom atau apa saja yang bisa menampung tuh air kiriman dari langit. Seringkali turunnya hujan saat sebagian besar dari kita sedang beraktivitas di luar rumah. Pulang kerja, main ke mall, les atau masih di sekolah.
Sudah menjadi rahasia umum. jika turun hujan -pagi atau sore- jalanan di jakarta menjadi lebih macet dari biasanya. Maklum.. Apalagi jika banjir datang tanpa permisi. Satu titik ruwet tergenang banjir, lumpuh lah ibukota. Seperti yang pernah terjadi di sebagian jalan tol akhir tahun 2010 lalu.

Kenapa tuh bisa begitu?

1. Jakarta tuh kota solider.he he he

satu tempat yang macet aja, yang lain ikutan empati macetnya.
Benar2 luar biasa, mematahkan stereotip selama ini bahwa jakarta tuh tempatnya paham individualis bercokol & berkembang biak.
Yah, karena penulis tidak sepakat klo jakarta disebut ruwet.
Yang ruwet tuh orangnya kali bukan kotanya.

2. Adanya 'payung besar' jalanan. It's named, "kolong"
Spontan tanpa ada yang memberi komando, hampir setengah jalan di yang di bawah kolong jalan selalu dipadati dengan sepeda motor. Kalo jalan sih tidak masalah, lah ini berhenti. Rupanya motor2 ini takut make-up nya luntur, sehingga harus mencari perlindungan di bawah kolong. Mulai dari motor yang necis licin sampe yang butut juga ada. Kondisi ini cukup menyulitkan penulis untuk memacu motor dengan kecepatan di atas 40km/jam. Kejelian mata amat sangat diperlukan sekali. karena rata-rata dari para motor yg ngeyup ini tidak menyalakan lampunya. Siap-siap nabrak kalo terlalu ambil kiri. Mind your drive!

3. Berkurangnya kecepatan berkendara

Bukan karena performa mesin yg turun, tapi karena jarak pandang terbatas. Ya bo', pengemudi kendaraan2 ini kan manusia -yang lengkap dengan segala kekurangan, sempurna dengan ketidaksempurnaannya- jadi harap maklum kalo daya akomodasi retina agak berkurang. Selain karena takut ban selip karena jalanan licin.
Penggunaan jas hujan tipe ponco juga berpengaruh dengan hambatan angin. Iya toh?? Mosok sih?? :D

4. Ngambeknya si pengatur lalu lintas
Mungkin karena sering tidak ditaati, akhirnya si dia ngambek pas saat2 genting.
Walhasil, arus perempatan pun tidak berarus alias berhenti, mandeg jegrek.. Jalan ya syukur, ga jalan ya udah. Beruntungnya para bikers, yang bisa nyelip kesana kemari.
Kalo udah begini, biasanya bapak2 polisi yang baik hati itu turun tangan.
Karena lampunya ganti warna jadi item, semua kalang kabut. Gmn kalo lampunya ilang ya!

Yah segini aja dulu ulasannya. Kalo ada yang mau nambahi dengan pengalaman seru lainnya dipersilahkan.
Sampai jumpa!

**sdg berpikir untuk beli jas hujan yg bebas hujan. Nah, lho?? emang ada ya.@%$%@@

Jumat, 22 April 2011

Perjalanan yang (tak) berujung

Hari ini dengan segenap tenaga aku bisa berdiri tegak. Dengan semangat yang senantiasa terbarukan, untuk menjadi orang yang lebih baik pada setiap kesempatan.
Sungguh jalan-jalan yang telah kulalui tidak selalu mulus & lurus, justru sering mendaki & terjal Disitulah letak kenikmatan yang saat ini dapat dirasakan.
Jatuh bangun itu adalah hal yang biasa. Sakit memang pada saat terjatuh, tapi menjadi tak terasa saat mulai bangkit & berhasil bangun kemudian berdiri lagi.

Sesekali rasa sesal juga pernah terbit, "mengapa kah aku harus terpeleset dalam perjalanan ini?" "berapa banyak orang yg sudah terdzolimi atas jalan salah yang telah ku ambil"... hmmm & masih banyak pertanyaan2 lain yang senantiasa menggelayuti di saat ku merasa rapuh. Ya, itulah manusia. Makhluk Allah yang tidak senantiasa baik & juga tidak selalu buruk. Makhluk yang diciptakan Allah & dibekali dengan sebuah pilihan, jalan fujur atau jalan taqwa.

Saat ku merasa rapuh, alhamdulillah aku semakin dekat padaMu. Karena ku sebagai makhluk dhoif ini sangat membutuhkan tempat untuk bergantung.
Saat ku bergelimang kenikmatan, ku sempatkan untuk bersyukur kepadaMu. meski ku tahu itu tidak sebanding dengan semua nikmat yang telah kau beri.

Perjalanan ini akan berujung, hanya saja tidak pernah ku tahu kapan akan berakhir. Selagi masih bisa di tempuh, semoga menjadi lebih baik setiap saat. Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang2 di sekitarku. Laa haula wa laa quwwata ila billah...

Belajar, belajar & terus belajar dari kesalahan yang telah dibuat. Belajar untuk tidak mengulangi dengan metode yang sama, belajar untuk membuat kesalahan yang tidak melanggar kode etik manusia. Kode etik yang sudah ditetapkan olehNya, halal haram.

Belajar, belajar, belajar hingga akhir hayat... Long life education, never ending learning.
Semangat agar dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Agar dapat mendorong orang lain untuk berbuat kebaikan. Kebaikan yang akan menjadi pembelajaran, kebaikan yang mampu menjadi penebar kasih sayang & kedamaian. Oh, indahnya hidup ini!

**bintaro, 22 april 2011
Semangat selalu menjadi lebih baik & bermanfaat.
Ya Allah, karuniakan kepada kami ilmu yang bermanfaaat, keturunan yang sholih.
Ya Allah mampukanlah kami untuk menjadi orang yang senantiasa memperbaiki diri.
Ya Allah mampukanlah kami untuk dapat menebar manfaat bagi semua makhlukMu.
Ya Allah ridhoilah jalan kami & pertemukanlah kami denganMu

Kamis, 07 April 2011

Tanahku tak kulupakan... Engkau kubanggakan...

"Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan"...

Lyrics Ibu Sud, Tanah Airku.
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net


Berharap bisa menyanyikan lagu ini dengan khidmat, pada suatu hari nanti.

Terbayang, "...banyak negri kujalani..", melintasi benua, njajah deso milang kori.. village to district to perfektur atau apalah namanya. Keliling dunia seperti Ikalnya "laskar pelangi", atau seperti kisah dalam buku Habibie & Ainun, atau pula Ayyash dalam "BumiCinta".
Inspiratif!!

Make a wish! Suatu hari nanti, akan bisa mendendangkannya dengan syahdu & khidmat di belahan bumi yang lain di tengah butiran salju yang turun dari langit..

Amiin..

Road to **, in D**h** or E**t** WILL BE! Go Go Go!